ACTIVITIES mempunyai empat tahapan kegiatan: (1) pengembangan KIE
dalam tujuan memberikan pengetahuan tentang program keluarga berencana
khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan, selain dari hal tersebut juga
program Advokasi lebih menekankan pada proses kelembagaan didaerah dimana
proses desentralisasi yang sedang berlangsung. (2) Capacity Building yang
berperan dalam mengembangan skill teknis dan manajemen berlandaskan akan
kebutuhan; (3) Inventasi dan Prasarana, pelaksanaan pelatihan dan pengembangan
Advokasi dan KIE harus didukung dengan
sarana dan prasarana dalam upaya mencapai keberhasilan. (4) Family Planning and Operasional Research
merupakan salah satu terobosan dalam upaya mengembangaan program KB melalui
dari proyek DHS-2 yang tidak tercover dari dana APBN;
OUTPUT mempunyai tiga
hasil yang akan dicapai dalam
pengembangan program keluarga berencana melalui proyek DHS-2, (1) Meningkatnya kapasitas daerah dalam
menyediakan Pelayanan Kesehatan dan Keluarga Berencana yang berkualitas; (2) Meningkatnya Pelayanan dan Keluarga
Berencana yang lebih merata, berkualitas dan berkesinambungan ; (3)
Meningkatnya kapasitas Pemerintah Pusat dalam mendukung Pelayanan Kesehatan dan
Keluarga Berencana di era desentasilisasi;
PURPOSE mempunyai dua
target yang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan yang dikembangkan: (1) Meningkatnya pelayanan Kesehatan dan Keluarga
Berencana di daerah proyek; (2) Tersedianya akses bagi kaum miskin ke tempat
pelayanan kesehatan dan keluarga berencana lebih terjamin;
GOALS adalah Meningkatnya Status Kesehatan Penduduk di
Wilayah Proyek Khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan.
Wilayah Proyek DHS-2 pada awalnya mencakup 8 (delapan) provinsi dan 90 kabupaten/kota di 8 (delapan) provinsi
yaitu Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Gorontalo, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian
pada tahun 2006 jumlah provinsi menjadi 9 (sembilan) provinsi, setelah provinsi Sulawesi Selatan pemekaran menjadi Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Seperti yang tercantum dalam
Loan Agreement, pada awal periode Proyek, kegiatan-kegiatan dalam proyek DHS-2
ditetapkan Logframe atas dasar 3 komponen (sesuai lokasi wilayah). Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi :
Komponen 1
(berlokasi di Kabupaten/Kota)
1. Latihan managerial bagi tenaga
kesehatan : untuk
identifikasi kebutuhan yankes (Including FP), melibatkan stakeholders,
identifikasi kelompok rentan dan miskin,
organisasi yankes yang berpihak pada keluarga miskin
2. Latihan klinis bagi tenaga Puskesmas dan RS rujukan fokus
pada kesehatan ibu dan anak serta pemberantasan penyakit menular.
3. Mengembangkan fasilitas dan peralatan kesehatan termasuk
rehabilitasi bangunan Puskesmas, Pustu dan Polindes
Komponen 2 (berlokasi di
Propinsi)
1.
Pengembangan fasilitas Diklat Propinsi dan peralatan
kantor/kendaraan
2.
Advocacy dan KIE untuk kesehatan dan FP
3. Latihan klinis dan managerial tingkat Propinsi dalam hal:
mekanisme quality assurance, mengembangkan asuransi kesehatan, kemitraan dengan sektor swasta, pemantapan sistem rujukan pengadaan obat
dan desiminasi informasi, kebijakan
dan petunjuk dari Tingkat Pusat dan informasi keberhasilan Kab/kota.
Komponen 3 (dengan kegiatan berada di Pusat)
1. Pendidikan jangka
pandang dan jangka pendek dalam dan luar negeri;
2. Mengembangkan arah kebijakan, Operational research dan
pilot experiments dalam health sector reform dengan fokus pada kesehatan ibu dan anak serta
kesinambungan pelayanan kesehatan dasar.
3. Pengembangan informasi dan edukasi dan bahan-bahan
training dalam disseminasi kebijakan Nasional
Pengadaan
peralatan kantor untuk mendukung knowledge based systems dan MIS yang
user friendly.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar